This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, December 28, 2009

Waspada Pengaruh Jejaring Sosial Dunia Maya pada Anak

Berkembangnya situs jejaring sosial sebagai tren komunikasi masyarakat modern, perlu disikapi para orang tua dengan hati-hati. Pasalnya, anak-anak dikhawatirkan dapat terpengaruh negatif dengan arus informasi yang demikian bebas dalam situs jejaring sosial. Riset di Inggris baru-baru ini mencatat, 3/4 anak-anak mengunjungi situs jejaring sosial tanpa sepengetahuan orang tua. Rata-rata dari mereka merupakan anak-anak yang pernah dihukum orang tuanya saat ketahuan mengunjungi situs pertemanan macam Facebook atau Bebo. 

"Di Eropa, mayoritas remaja pengguna internet aktif mengakses situs jejaring sosial, dan di Inggris raya, sekitar 3/4 remaja pengguna internet mengakses situs yang sama," tukas peneliti, Profesor Tanya Brown seperti yang dilansir Telegraph, Senin (30/11). "Bagaimana bisa 90% orang tua tidak membolehkan anaknya mengunjungi situs jejaring sosial? bahkan secara diam-diam, ini pertanda ada masalah dan mengkhawatirkan," tambahnya. 

Dia berpendapat, pada dasarnya situs macam fFacebook atau Bobe memiliki batas umur yang berhak mengakses situs. Misalnya, Facebook yang membatasi usia yang berhak mengakses pada usia 13 tahun. Tapi Brown mengingatkan orang tua untuk bersikap hati-hati. "Anak-anak mendapatkan manfaat dari situs jejaring sosial dimana dia memperluas jangkauan pergaulan dan mengahbiskan waktu dengan teman sepermainan," tukasnya. 

"Tapi hal yang terjadi, anak-anak yang mengunjungi situs malahan saling menganggu satu sama lain, lantaran tidak ada satupun yang berbicara dengan mereka tantang komunikasi via dunia maya dan komunikasi sesungguhnya," tambahnya. Brown menilai, sangat mudah untuk berkomunikasi lewat dunia maya. Cukup tekan tombol kirim maka komunikasi pun berlangsung. Namun dia mengingatkan, sudah seharusnya anak-anak mengetahui maksud dan esensi berkomunikasi lewat dunia maya. 

Dari catatan penelitian sebelumnya, tercatat 62% anak-anak berbohong kepada orang tuanya tentang prilaku mereka yang berkaitan dengan dunia maya. Riset tersebut menjelaskan, rata-rata anak sebetulnya tidak memahami apa yang dia lakukan dan dampaknya terhadap mereka. Anak-anak dengan sukses mengelabui orang tua mereka dengan menyembunyikan apa yang sebenarnya dilakukan saat berada di dunia maya. cr2/rin

Friday, December 25, 2009

PBNU: Hukumnya Haram, Hentikan Tayangan Infotainment Ghibah

Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menegaskan bahwa tayangan infotainment ghibah atau gosip hukumnya haram. Fatwa haram tersebut berdasarkan hasil Musyawarah Alim Ulama NU di Surabaya, juli 2006 lalu. Karena itulah, PBNU mendesak tayangan infotainment gosip segera dihentikan. Sebab, pemberitan yang mengobral masalah pribadi dan keluarga orang bisa berdampak buruk bagi masyarakat. 

"PBNU minta agar tayangan infotainment di media dihentikan. Karena pemberitaan itu mengobral rahasia keluarga, serta mengaduk aduk hubungan antar anggota keluarga," kata Hasyim dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (25/12/2009). Menurut pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini, infotainment gosip merupakan pembunuhan karakter orang yang diberitakan. "Karena hal tersebut sama sekali tidak menjadi bagian dari kebebasan dan demokrasi, namun menjadi bagian dari pembunuhan karakter dalam kerukunan atau ketenangan keluarga," jelasnya. 

Dalam Islam, lanjutnya, berita gosip merupkan larangan keras yang dihukumi haram. "Bahkan diibaratkan dalam Al-Quran sebagai seorang yang tega memakan daging bangkai saudaranya sendiri dalam mencari rezeki," tutur mantan Ketua PW GP Ansor Jawa Timur ini. Karena itu, lanjut Hasyim, orang atau keluarga yang merasa dirugikan atas pemberitaan infotainment gosip sebenarnya berhak menuntut rehabilitasi atas nama baiknya dalam kaitannya dengan hak azasi manusia. 

"Media harus segera menghentikannya, dari pada setiap hari makan korban," tegasnya. Dalam kesempatan ini, Hasyim mengajak para pengelola infotainment untuk mencari rizki yang halal di tengah sulitnya ekonomi bangsa Indonesia. Bukan dengan cara 'menjual' berita-berita gosip. "Kalau ada orang senang keluarganya diaduk-aduk untuk cari popularitas, justru orang tersebut tidak normal. Marilah kita mencari rizki secara halal dalam sulitnya ekonomi saat ini," katanya. 

Kiai kelahiran Bangilan Tuban ini mendesak pemerintah, dalam hal ini Menteri Komunikasi dan Informatika(menkominfo) untuk mengambil inisiatif dalam rangka menertibkan tayangan yang merusak tersebut. "Apalagi Pak Tifatul selama ini dianggap paling Islami," pungkas Hasyim. (van/yid)

Monday, December 21, 2009

Pria Berjiwa Seni Lebih Sehat Ketimbang Pria Kaya

Bagi pria yang ingin hidup lebih sehat, sebaiknya kembangkan sisi artistik yang ada dalam diri. Peneliti dari Norwegia menyebutkan bahwa pria yang berjiwa artistik seperti pelukis atau pemain musik punya kesehatan mental yang lebih baik. Peneliti melakukan wawancara, pemeriksaan klinis, sampel darah, urin dan scan otak pada sekitar 48.289 partisipan pria dari berbagai latar belakang maupun profesi. Hasilnya, kesehatan mental pria yang berjiwa artistik ternyata mengalahkan tingkat kesehatan mental pria yang punya banyak uang atau pekerjaan hebat. 

Berbagai faktor seperti status sosial ekonomi, penyakit kronis, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol sudah diperhitungkan dalam studi ini. Pria yang berjiwa artistik dilaporkan lebih sedikit dan jarang depresi. "Terdapat hubungan yang positif antara partisipan yang menyukai kegiatan seni atau berbau budaya dan artistik terhadap tingkat kesehatannya, terutama untuk masalah depresi." tutur Profesor Jostein Holmen dari Norwegian University of Science and Technology's (NTNU) Nord-Trondelag Health Study seperti dilansir Asylum, Senin (21/12/2009). 

Studi ini juga menunjukkan bahwa apapun status ekonomi sosial seseorang, baik itu sopir truk atau direktur bank, punya tubuh yang lebih sehat dan hidup yang lebih bahagia ketika memiliki sisi lain artistik dalam dirinya. "Studi ini menantang setiap orang untuk bisa menggunakan sisi otak kanannya sesering mungkin karena ternyata hal itu bisa meningkatkan kesehatan. Kebanyakan orang selama ini berpikir dengan otak kiri dan logikanya. Itulah sebabnya banyak orang yang depresi saat ini," kata Prof Holmen. Meski demikian, peneliti tidak sepenuhnya yakin apakah penelitian ini berlaku juga untuk wanita. Yang pasti dengan meningkatkan frekuensi penggunaan otak kanan bisa mengurangi risiko terkena penyakit mental. Nurul Ulfah - detikHealth (fah/ir)